"Jadilah Pengunjung Yang Baik"

YouTube: AlinkSyafril, Facebook: Alinksyafril, Instagram: Alinksyafril25

Selasa, 09 Juni 2020

Diskusi Hari Lingkungan Hidup Ditengah Pandemi Covid-19

Andreas Deda: “Back To Basic, Back To Nuture Being As The Papuan People Have The Land”

 

Foto Bersama Peserta Bentara Bertutur 3
Manokwari,- Bentang Nusantara (Bentara) Papua mengadakan peringatan Hari Lingkungan Hidup dengan menggelar forum diskusi online atau yang lebih kerennya disebut “Bentara Bertutur” sebagai bentuk sosialisasi bagaimana menerepkan makna Hari Lingkungan Hidup yang sesungguhnya, Sabtu (6/6/2020).

Bentara Bertutur yang telah diselenggarakan untuk ketiga kalinya ini mengangkat tema “Kesadaran Bersama Kembali ke Alam Untuk Pulih Dari  Pandemi Covid-19”. Tema ini diambil merujuk pada adanya pandemi covid-19 yang menyerang hampir di seluruh dunia dan penyebarannya sangat cepat. Selain itu, pandemi covid-19 juga berpengaruh pada keadaan alam yang mengalami perubahan pada sektor lingkungan menjadi lebih baik.

Diskusi ini menghadirkan dua narasumber, yaitu Andreas Deda selaku dosen Fakultas Sastra dan Budaya Unipa sekaligus Pembina Mahasiswa Asrama Jayapura, narasumber ke dua yaitu, Westiani Agustin, aktivis lingkungan dan pendiri Biyung Indonesia.

Kegiatan ini dimulai dengan perkenalan para narasumber, yang dilanjutkan dengan penyampaian materi oleh narasumber. Menurut Deda, ketika kita bicara kesadaran bersama, ini semacam kesadaran kolektif dari masyarakat pada umumnya yang menunjukan tindakan bertahan dalam situasi yang serba susah atau terbatas dalam arti sosial distancing ataupun pishycal distancing.

“Perlu digaris bawahi, pandemi covid-19 menyebar dengan ganas mengakibatkan kebijakan-kebijakan secara politik, memaksa komunitas (mahluk sosial) dan warga negara yang harus berinteraksi dibatasi skala ruangnya karena pergerakan ruang kita akan membantu penyebaran virus secara aktif tetapi disisi lain pergerakan ini dapat berdampak pada ketahanan pangan kita”, jelasnya.

Ia juga mengatakan, dengan adanya pandemi covid-19 ini adanya sebuah kesadaran yang mengembalikan “Back To Basic, Back To Nuture Being As The Papuan People Have The Land” yang dapat diartikan sebagai kembali ke awal, kembali ke alam karena orang papua memiliki tanah. Selain itu juga dampak dari covid-19 yaitu banyak orang memiliki kesadaran kolektif dengan kembali untk berkebun. Setelah dampak covid-19 berlalu,Ia berharap ini adalah kesadaran yang betul-betul menyentuh kesadaran nurani dan jiwanya dan bukan karena ketakutan akan covid -19.

Sementara itu, Westiani Agustin mengungkapkan sebelum masa pandemi covid-19 ini terjadi, manusia menganggap berada dipuncak ekosistem dengan mengedepankan ego yang ada tanpa memikirkan ekosistem disekitarnya.

Pandemi covid-19 tidak secara langung merusak tetapi menunjukkan fakta tentang kerusakan sistem yang ada baik disektor pangan, sistem kesehatan, sistem ekonomi, sistem pendidikan, sistem sosial dan termasuk kerusakan pada sistem pengelolaan lingkungan, ujar wanita yang biasa disapa Ani ini.

Ia juga menjelaskan, Kita butuh kesadaran bersama untuk pulih dengan merubah paradigma kita dari ego menjadi eco, dimana manusia tidak lagi merasa diatas segalanya tetapi manusia berada bersama-sama dalam ecositem. Selain itu ia juga berpesan, mari belajar dari masyarakat yang menjadikan kebun dan tanahnya bagian dari keluarga, karena di balik tanah ada kehidupan yang memberi manusia kepulihan, keberlanjutan, dan juga kedaulatan. (AlinkSyafril)

 

 


1 komentar:

Mnukwar Cover, Media Contoh Untuk Berkarya Dalam Masa Pandemi Covid-19

Samuel Wospakrik: Disaat Aktivitas Dibatasi, Bukan Berarti Harus Berhenti Berkarya. Samuel Wospakrik Manokwari,- Masa pandemi covid-19 me...